Sugar daddy adalah istilah yang mengacu pada seorang pria kaya raya dan dewasa yang menjalin hubungan dengan wanita muda dengan imbalan pemberian dukungan keuangan dan hadiah mewah. Hubungan ini biasanya bersifat tidak eksklusif, artinya sugar daddy dapat memiliki lebih dari satu sugar baby.
Istilah sugar daddy pertama kali digunakan pada tahun 1920-an di Amerika Serikat. Istilah ini berasal dari metafora "gula", yang melambangkan kekayaan dan hadiah yang diberikan oleh sugar daddy kepada sugar baby.
Secara umum, sugar daddy memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Pria dewasa, biasanya berusia 40 tahun ke atas
- Berstatus sosial dan ekonomi tinggi, misalnya pengusaha, profesional, atau selebritas
- Memiliki keinginan untuk menjalin hubungan dengan wanita muda yang menarik dan energik
Sementara itu, sugar baby biasanya memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Wanita muda, biasanya berusia 20-30 tahun
- Memiliki penampilan yang menarik dan menarik
- Memiliki motivasi finansial, misalnya untuk memenuhi kebutuhan pendidikan, karier, atau gaya hidup
Hubungan sugar daddy dan sugar baby biasanya memiliki aturan yang tidak tertulis, tetapi biasanya mencakup hal-hal berikut:
- Sugar daddy memberikan dukungan keuangan kepada sugar baby, misalnya dalam bentuk uang tunai, hadiah, atau pembiayaan kebutuhan hidup.
- Sugar baby memberikan perhatian dan kebersamaan kepada sugar daddy, misalnya dengan menemaninya dalam berbagai kegiatan, seperti kencan, traveling, atau menghadiri acara-acara penting.
- Hubungan ini bersifat tidak eksklusif, artinya sugar daddy dapat memiliki lebih dari satu sugar baby.
Hubungan sugar daddy dan sugar baby dapat memiliki berbagai manfaat bagi kedua belah pihak. Bagi sugar daddy, hubungan ini dapat memberikan kepuasan emosional dan fisik, serta pemenuhan kebutuhan finansial. Bagi sugar baby, hubungan ini dapat memberikan dukungan finansial, akses ke gaya hidup mewah, dan pengalaman baru.
Namun, hubungan sugar daddy dan sugar baby juga memiliki risiko, misalnya:
- Sugar daddy dapat memiliki ekspektasi yang tidak realistis terhadap sugar baby, misalnya mengharapkan kesetiaan atau hubungan yang eksklusif.
- Sugar baby dapat merasa tidak dihargai atau diperlakukan seperti objek.
- Hubungan ini dapat menimbulkan konflik dengan keluarga atau pasangan masing-masing pihak.
Oleh karena itu, penting bagi kedua belah pihak untuk memahami risiko dan manfaat dari hubungan ini sebelum memutuskan untuk menjalinnya.
0 Komentar